Bila Kehamilan Tak
Kunjung Datang
Tidak sedikit pasangan yang
mengalami kesulitan ketika ingin memiliki anak sang buah hati, meski telah
berusaha satu sampai dua tahunan. Apa sebenarnya yang bisa menjadi penyebabnya?
Mendambakan kehadiran anak adalah segalanya. Tetapi kalau sang buah hati tak
kunjung juga datang tentunya yang bisa kita lakukan hanya sebatas berusaha.
Berusaha sebagaimana yang diamanatkan oleh para orang tua, sebagaimana yang
diamanatkan oleh para dokter. Tetapi dalam keyakinan kita, pastilah ada sesuatu
yang menyebabkan kita belum dikaruniawi anak.
Secara fisik mungkin kita ada
kelemahannya, ada sesuatu yang membuat proses terjadinya kehamilan itu sulit
terwujud. Mungkin umur kita sudah diatas 35 tahun, masa yang bukan lagi
masa-masa usia subur. Bisa jadi pola hidup kita yang justeru jadi
penghalangnya. Bisa jadi berbagai makanan yang kita makan dalam ke seharian
kita mungkin kurang mendukung terjadinya proses kehamilan. Bisa jadi cara
berhubungan suami isteri yang kita lakukan yang kurang pas. Artinya banyak
sekali yang mesti kita evaluasi.
Okelah sekuat yang kita bisa,
kita berusaha untuk mempelajari cara-cara agar proses kehamilan bisa cepat
terjadi. Kita sudah menjaga prilaku hidup kita, kita sudah menjaga peri laku
makanan dan cara kita makan agar sesuai dengan perilaku dan makan makanan yang
bisa mempercepat kehamilan terjadi. Pendek kata kita sudah melakukan semua
upaya yang baik, upaya yang mempercepat agar proses kehamilan itu bisa terjadi.Tetapi
kalau kehamilan itu belum juga datang, kita sebaiknya bagaimana?
Yang umum dan sering jadi
Penyebabnya adalah oleh karena hal-hal sebagai berikut :
Bisa Jadi Akibat Kontrasepsi. Hal seperti ini terjadi karena pada awal-awal
nya sudah terlanjur memakai alat kontrasepsi, dengan maksud untuk mengatur
kehamilan. Padahal pemakaian alat KB seperti pil KB atau IUD, dipercaya sedikit
banyak dapat menganggu kesuburan. Begitu pil dihentikan atau IUD dilepas,
biasanya kesuburan akan kembali lagi. Alat KB dalam berbagai hal membutuhkan waktu 6-12
bulan untuk pemulihan ke kondisi kesuburan semula. Selain itu, sekalipun
jarang, terkdang ada juga kekhawatiran bahwa pemakaian IUD akan menyebabkan
infeksi rongga dalam panggul sehingga
terjadi penyempitan saluran telur. Sebenarnya, infeksi inilah yang dapat
menganggu kehamilan, bukan alat KB-nya.
Gangguan miom atau kista.
Kedua jaringan tak normal yang tumbuh di rahim ini dapat menganggu kesuburan.
Atau, gangguan pengeluaran atau pematangan sel telur. Semua ini mungkin terjadi
dan perlu ditelusuri.
Sperma Yang Lemah. Hal yang
sering dilupakan adalah faktor suami. Tidak jarang hambatan pembuahan bersumber
dari sisi lain. Misalnya bahwa sejak awal sebenarnya sperma suami kurang kuat dan
gerakannya lambat. Mungkin saja ketika baru menikah, kesempatannya bagus,
sehingga dari sperma yang hanya sedikit itu masih ada yang gesit dan pintar,
sehingga bisa mencapai sel telur. Tetapi kadang-kadang sang Insteri yang kurang
sabar, dan melakukan berbagai gerakan yang justeru menghalangi proses
pembuahan. Kondisi seperti ini membutuhkan penanganan khusus, antara lain
dengan pemberian obat-obatan tertentu pada suami, agar sperma lebih sehat dan
lincah.
Kesempatan berhubungan intim
minim. Hal sederhana yang sering dilupakan adalah faktor kesempatan untuk
berhubungan intim. Misalnya, suami kerap tugas ke kota lain, dan hanya bertemu
istri sebulan atau dua bulan sekali. Itu pun, saat istri sedang tidak subur,
sehingga pembuahan sulit terjadi.
Untuk berkomsultasi mengenai
masalah infertilitas sekunder sebaiknya pasangan hadir bersama, agar konsultasi
berjalan tuntas. Dokter yang ahli dalam masalah infertiltas baisanya tidak
hanya memeriksa kondisi kesehatan kedua belah pihak, namun juga menanyakan
berbagai hal sehari-hari yang mungkin saja menjadi penyebabnya.
Tetapi kalau semua ini sudah
dilakukan tetapi kehamilan juga belum terjadi maka, jangan pernah putus asa.
Mungkin saja, memang ada hal-hal lain dalam kehidupan kita yang kita sendiri
tidak paham menyikapinya. Padahal kalau kita mengambil referensinya ke agama,
maka tuntunannya sudah ada di sana dengan jelas. Misalnya dalam hal agama
Islam; maka kehamilan sebenarnya adalah sesuatu yang terjadi atas kehendakNYA.
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki
dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang
dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy Syura: 49-50).
Kita harus yakin dan percaya
bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri kita, semuanya itu tidak akan lepas
dari kekuasaaNYA. Dalam kondisi seperti ini, maka kita harus bisa berpasrah
diri. Mungkin ada baiknya kita mengadopsi anak. Sebab sering terjadi setelah
mengadopsi, malah kehamilan justeru terjadi. Dalam bahasa adat budaya kita hal
seperti itu disebut sebagai sarana “pemancing”. Artinya kita harus berani
melihat sesuatu itu dari sudut yang paling tidak kita harapkan. Intinya kita
tetap berusaha, berbuat yang terbaik tetapi di ujung semua itu kita juga harus
Yakin bahwa semua itu ada yang mengatur.
No comments:
Post a Comment