Emosi Pengaruhi Janin, Usahakan Ibu Rileks pada Masa Kehamilan
Jangan banyak pikiran saat hamil. Nasihat klasik itu bukan tanpa alasan. Kondisi psikologi
seorang ibu akan memengaruhi janin yang sedang dikandung. Itu terjadi tidak hanya
sesaat, tetapi juga membawa efek jangka panjang. Dr Ignatius
Darmawan Budianto SpKJ(K) menyatakan, memang belum ada penelitian yang
mengungkap seberapa besar persentase pengaruh kondisi ibu terhadap janin. Namun, berdasar pengalamannya, ibu
yang saat hamil sering mengalami stres sangat berpotensi melahirkan anak yang
nanti menjadi murung, diam, dan emosional. ’’Sudah pasti memang berpengaruh,’’
tegas dokter spesialis kejiwaan dari RS Adi Husada tersebut.
Penyebab stres yang
dialami ibu hamil bermacam-macam, bisa dari permasalahan keluarga atau kejadian
pada masa lampau. ’’Ibu hamil yang pernah mengalami pelecehan seksual di masa
lampau cenderung memiliki stres yang tinggi,’’ katanya. Tekanan pikiran itu kerap dipicu dari
orang terdekat. ’’Misalnya dari mertua yang sebenarnya tidak menginginkan
kehadiran sang ibu dan anak. Hal ini memengaruhi sang ibu dan
pertumbuhan anak kelak,’’ imbuhnya.
Yang dirasakan ibu,
menurut Darmawan, akan dirasakan secara langsung oleh janin. ’’Maka, sebagian
besar kepribadian anak dibentuk oleh faktor kondisi kehamilan sang ibu,’’
jelasnya. Gejala anak yang mendapat pengaruh ibu yang depresi saat
hamil dapat dilihat sejak awal. Hal tersebut terlihat ketika anak tidak ceria, emosional,
temperamen, dan selalu terlihat murung. ’’Ibu hamil yang stres memang tidak
hanya berpengaruh buruk secara fisik terhadap anak, tetapi juga mentalnya,’’
ujar Darmawan.
Untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, Darmawan menyarankan agar melakukan tindakan
preventif. Dia menyarankan ibu hamil bisa rileks. Beban pikiran yang berat
harus dilepaskan. Ingat anak yang sedang dikandung. ’’Hal itu akan membawa
pengaruh positif juga pada bayinya kelak,’’ ujarnya. Salah satu cara memunculkan perasaan
tenang adalah mendengarkan musik klasik. Itu juga bagus untuk bayi. Alumnus FK
Universitas Brawijaya tersebut menjelaskan, berdasar penelitian, bayi yang
diperdengarkan musik klasik sejak dalam kandungan akan memiliki kepribadian
yang lebih tenang dan cerdas. ’’Tentu dengan jenis musik yang melodinya
tenang,’’ jelasnya.
Selain itu, Darmawan
menyarankan kepada ibu yang hamil agar lebih terbuka saat menghadapi masalah.
Jika ada masalah, segera dicarikan solusi. Tidak semestinya persoalan dipendam
sendiri. ’’Bisa konsultasi dengan orang terdekat atau ke psikiater. Supaya
tidak menjadi beban yang akan mengakibatkan depresi lebih tinggi,’’ terangnya. Terapi
terhadap anak-anak yang kondisi psikologinya terpengaruh sang ibu saat hamil
tentu tidak dapat digeneralisasikan. Darmawan menyatakan, terapi tersebut harus melihat kasus per
kasus. ’’Jadi, diobservasi dulu seberapa jauh pengaruhnya, lalu dipecahkan
sesuai dengan persoalan masing-masing,’’ ungkapnya.
Dia menuturkan,
kepribadian anak yang sudah terbentuk karena kondisi depresi ibu saat hamil
dapat berubah dengan perlahan ketika mereka terjun ke dalam lingkungan baru.
’’Dalam fase itu, kehadiran orang tua yang memberi pandangan positif tetap
vital diperlukan,’’ jelasnya. (ara/c19/ayi/Jawa Pos,22juli
2015)
No comments:
Post a Comment